Komunikasi Keluarga: Belajar Menerima Perbedaan

tehsariwangi

Rekomendasi Artikel

  • tehsariwangi
    Kenali 4 Hambatan Utama dalam Komunikasi Keluarga

    Tentu akan sangat membahagiakan apabila dalam keluarga harmonis,  kehangatan selalu terjaga. Sayangnya, kehangatan dalam keluarga sering terhambat karena kendala komunikasi. Jika Anda sudah mengenali 4 hambatan utama dalam komunikasi keluarga berikut ini, tentu nanti Anda lebih siap mengatasinya.

    Baca juga sebelumnya artikel mengenai : Komunikasi Keluarga 

  • tehsariwangi
    Kebersamaan Hangatkan Keluarga

    Keluarga yang harmonis adalah idaman setiap orang. Anda mungkin salah satu yang mengharapkan keharmonisan juga berada di keluarga kecil Anda. Tak perlu repot mencari ke sana ke mari untuk menciptakan harmonis di dalam keluarga, Anda hanya perlu kembali melihat peran keluarga yang berjalan dalam situasi Anda. Peran keluarga dapat berbeda-beda yang mengakibatkan setiap keluarga memiliki cara mencapai hubungan harmonis yang berbeda-beda pula.

    Umumnya, peran keluarga terdiri dari banyak hal, seperti peran pendidikan, ekonomi, hiburan, dan rasa aman. Seringkali terlupakan bahwa kebersamaan dengan anggota keluarga adalah hal yang penting untuk selalu diterapkan. Indah nya kebersamaan ketika berkumpul bersama, bercerita, bercanda gurau bersama tak akan bisa digantikan dengan hal lain dalam meningkatkan rasa kebersamaan dan memiliki dalam keluarga.

    Indah nya kebersamaan hanya akan terasa manis jika peran keluarga berjalan semestinya. Anda yang menghabiskan banyak waktu di rumah bisa menjadi inisiator untuk memulai sebuah kegiatan yang bisa membawa keluarga lebih dekat dan lebih akrab lagi. Salah satu cara yang bisa Anda coba lakukan adalah melakukan hal bersama-sama sebisa mungkin. Makan bersama, membantu anak mengerjakan tugas sekolah, memasak kue bersama, membersihkan rumah bersama, wisata bersama, dan mengobrol bersama dapat menjadi pilihan aktivitas yang bisa membangkitkan rasa sayang dan cinta di dalam keluarga yang pada akhirnya mengarah pada pembentukan keluarga yang harmonis.

    Sebuah pepatah tua mengatakan ‘ketika keluarga mencapai keadaan harmonis, maka hal itu membawa sukses kepada semua hal’. Pepatah ini menggambarkan bagaimana keharmonisan keluarga dapat menjadi awal kebaikan dalam sebuah keluarga. Hubungan antar anggota keluarga yang lebih baik dan terbuka; orang tua ke anak dan sebaliknya, serta suasana rumah yang lebih nyaman adalah hal-hal baik yang akan menghampiri keluarga Anda begitu kebersamaan dan harmonisasi menjadi bagian dari keluarga. Memang benar jika indah nya kebersamaan akan membawa lebih banyak kebahagiaan bagi keluarga. Terutama bagi Anda yang ingin selalu dekat dengan anggota keluarga.

    Lalu, apa lagi yang Anda tunggu? Keterbukaan, kebaikan, kehangatan, sikap yang baik, saling menghargai dan mencintai adalah kunci mencapai keharmonisan dalam keluarga. Mulailah membangun kebersamaan di setiap aktivitas yang Anda lakukan di rumah agar tercipta keluarga yang lebih hangat, bahagia dan akrab. Jika bukan Anda yang memulai, siapa lagi yang akan peduli. Let`s get it started!

    Sumber:
    parents.com/parenting/better-parenting/the-key-to-family-harmony/
    tparents.org/Moon-Books/rcgw/Rcgw-1-4.htm

  • tehsariwangi
    Kunci Sederhana Mewujudkan Keluarga Bahagia

    ​Memiliki keluarga bahagia adalah impian semua orang. Tapi, tidak semua orang tahu bagaimana cara mewujudkannya dengan indah. Sebagian sibuk membuat standar-standar tersendiri tentang keluarga bahagia yang harus diraih hingga akhirnya mereka justru lupa menikmati perjalanannya dan semakin jauh dari tujuan bahagia. Kunci sederhana dari keluarga bahagia sejatinya adalah kebersamaan. Bagaimanapun kondisinya, jika setiap anggota keluarga mengusahakan dan menikmati kebersamaan, pasti masing-masing dari mereka akan merasa bahagia secara pribadi dan dapat membahagiakan anggota yang lain. Itulah yang disebut sebagai keluarga bahagia.

    Kebersamaan bisa diwujudkan dengan sarapan dan makan malam bersama yang riang, bersenda gurau sambil menikmati teh hangat, bermain boneka jari dengan anak-anak sebelum tidur, berbagi tugas membersihkan rumah saat akhir pekan, dan tentu saja saling membantu jika salah satu anggota keluarga membutuhkan pertolongan. Hal-hal seperti itulah yang dapat menciptakan keharmonisan dan keakraban, memperkuat ikatan keluarga, membuat saling memahami dan menerima satu sama lain, serta membuat waktu yang ada menjadi berharga dan dapat dinikmati. Semua hal tersebut sudah termasuk dalam tips-tips yang kerap diberikan oleh banyak konsultan dan motivator keluarga.

    Setelah berusaha mewujudkan dan menikmati kebersamaan, setiap keluarga juga harus siap dengan masalah. Tidak ada keluarga yang tidak pernah mengalami masalah, sekalipun itu adalah keluarga yang berpredikat bahagia. Yang membedakan adalah bagaimana mereka menyikapi masalah tersebut. Untuk mempertahankan kebahagiaan yang sudah susah payah diperoleh, masalah justru harus dianggap sebagai ajang kenaikan tingkat. Anda harus hati-hati menyelesaikannya.

    Misalnya, jika anak-anak bertengkar dan menimbulkan keributan baik di rumah maupun di sekolah, bicaralah dengan mereka dan jaga intonasi suara Anda tetap rendah. Beri tahu mereka tentang aturan yang harus dipatuhi, hukuman yang bisa terjadi, dan reward yang mungkin didapat. Jangan sampai kehilangan kontrol dan berteriak di depan anak-anak. Begitu pula jika Anda sendiri yang sedang bermasalah dengan pasangan, jangan sampai anak-anak melihat Anda bertengkar di depan mereka.

    Usai menemukan solusi terbaik untuk masalah yang ada, cobalah tingkatkan hubungan yang baik antar anak-anak dan Anda sendiri dengan pasangan. Gunakan pengalaman dari masalah yang lalu untuk menghindari masalah di kemudian hari. Dengan begitu, Anda bisa dikatakan berhasil naik tingkat dan semakin mantap memiliki keluarga bahagia yang indah. Yuk, wujudkan sekarang!

    Sumber:
    http://www.examiner.com/article/a-happy-family-life-5-simple-tips-for-making-your-family-happy
    http://www.webmd.com/parenting/features/15-secrets-to-have-a-happy-family?page=3
    Diakses pada: 18 Juli 2013