Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi digital dan internet telah merubah banyak aspek kehidupan, termasuk kehidupan berkeluarga. Saat ini, banyak anak-anak Indonesia mahir menggunakan smartphone, tablet, serta laptop ataupun komputer desktop.
Anda tidak bisa benar-benar mencegah hal ini. Namun, ketika Anda sudah siap memberikan akses perangkat teknologi kepada anak, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Jika anak sudah mulai remaja, kehadiran perangkat seperti ini mutlak dibutuhkan untuk membantu proses belajar di sekolah dan berinteraksi dengan dunia luar.
Namun jika anak masih terlalu kecil, ada baiknya Anda mengawasi mereka ketika menggunakan perangkat teknologi. Jangan terlalu dimanjakan karena bisa-bisa anak anda ketagihan dan tidak mau belajar.
Paling tidak, Anda paham mengenai fungsi smartphone atau tablet dan internet, sekaligus ‘melek’ media sosial agar bisa mengawasi anak. Penggunaan media sosial kini semakin populer, dan mustahil anak Anda tidak memiliki akun Facebook atau Path. Informasi terbaru bahkan menyebutkan bahwa anak-anak justru merasa dekat dengan orang tua ketika sedang saling berinteraksi di dunia maya. Unik, ‘kan?
Tidak ada batasan dalam dunia maya, namun Anda harus membatasi penggunaan atau interaksi anak melalui internet. Mengapa? Anda mungkin sudah paham situasi di dalam internet yang bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, internet adalah sumber informasi, tetapi di sisi lain internet juga bisa menjadi sumber kejahatan. Bully, pencurian identitas, dan pertemanan palsu adalah jenis-jenis kejahatan di dunia cyber saat ini.
Berikut ada beberapa tips sederhana yang bisa Anda lakukan, untuk mengawasi perkembangan anak melalui sosial media: