Dewasa ini, kasus kekerasan dan pelecehan seksual pada anak memang sedang marak terjadi. Bahkan, tidak sedikit anak yang mengadu kepada orang tuanya setelah mendapat perlakuan buruk dari orang lain. Anak lebih memilih menyimpan kepahitannya sendiri. Kondisi seperti ini tentu tidak baik bagi psikologis anak. Bagaimana cara untuk membuat anak lebih terbuka kepada keluarga, terutama pada orang tua? Orang tua harus membangun komunikasi efektif dengan buah hatinya.
Kunci untuk membangun rumah tangga bahagia adalah komunikasi efektif dan keterbukaan satu sama lain. Mengapa keterbukaan itu penting di dalam keluarga? Karena dengan lebih terbuka satu sama lain, maka Anda sekeluarga dapat memberi bantuan untuk memecahkan problem yang sedang dihadapi oleh anggota keluarga lainnya. Bukankah semua masalah akan terasa lebih ringan jika ditanggung bersama-sama?
Sayangnya, masih banyak anak yang tidak mampu untuk terbuka kepada orang tuanya. Ada berbagai penyebab anak tidak kunjung terbuka dengan orang tuanya, misalnya mereka takut orang tua marah, merasa malu, atau bahkan merasa tidak perlu memberitahu orang tuanya. Jika sudah seperti ini, maka hubungan antara orang tua dan anak menjadi renggang. Bahkan, psikologis anak jadi semakin terganggu apabila ia memiliki masalah yang berat tetapi tidak berani terbuka kepada orang tuanya.
Berawal dari komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak, maka secara perlahan anak akan lebih mampu terbuka kepada orang tuanya. Jika Anda merasa bingung untuk membangun komunikasi yang lebih baik dengan anak agar ia dapat lebih terbuka kepada Anda, ikuti beberapa tips berikut ini.
Buat Anak Merasa Nyaman
Jangankan anak-anak, orang dewasa saja hanya mampu mengutarakan isi hatinya kepada orang lain jika mereka merasa nyaman dengan orang tersebut. Oleh karena itu, orang tua harus membuat anak-anaknya merasa nyaman dalam bercerita dan berani bicara dengan orang tuanya. Misalnya, bicarakan saja hal-hal yang disukai anak dan tunjukkan rasa ketertarikan Anda. Selain itu, ajak anak untuk melakukan aktivitas yang ia sukai dan selingi dengan obrolan ringan.
Luangkan Waktu Untuk Ngobrol Sekeluarga
Tanpa Anda sadari, mungkin setiap anggota keluarga sudah memiliki kesibukan masing-masing sehingga waktu berkumpul bersama keluarga jadi semakin jarang. Padahal, acara kumpul keluarga ini bisa mendorong anak untuk lebih terbuka kepada saudara dan orang tuanya. Cobalah untuk meluangkan waktu 15 menit sehari untuk berkumpul dan bercerita bersama keluarga ditemani dengan sajian Teh SariWangi yang akan menambah kehangatan dalam keluarga dalam bertukar cerita. Momen seperti ini dapat Anda manfaatkan untuk sharing antar anggota keluarga tentang kegiatan sehari-hari sampai masalah pribadi.
Menasihati Tanpa Terkesan Menceramahi
Salah satu penyebab anak tidak terbuka kepada orang tuanya adalah takut dinasihati, diceramahi, dan dimarahi. Akan tetapi, ada trik agar Anda bisa menasihati anak tanpa terkesan seperti menceramahi misalnya, “Ibu punya beberapa ide untuk mencari jalan keluar dari masalahmu, mau dengar?” Kemudian, jangan lupa untuk menanyakan pendapat anak mengenai saran Anda.
Berikan Konsekuensi Untuk Setiap Kebohongan
Anak Anda tidak terbuka dan cenderung sering berbohong? Jangan sepelekan masalah ini karena kebohongan dapat berdampak serius pada masa depan anak. Jadi, berikan hukuman yang edukatif untuk setiap kebohongannya. Hukuman yang edukatif bisa berupa minta maaf kepada orang yang dibohongi, menugaskan anak untuk membantu orang tuanya, dan mengurangi waktu bermain. Dengan demikian, anak akan berpikir dua kali ketika hendak berbohong dan akan lebih terbuka kepada orang tuanya.
Awal untuk membangun sebuah rumah tangga bahagia adalah keterbukaan antara setiap anggota keluarga, terutama anak pada orang tua. Untuk itu, perbanyak momen kebersamaan keluarga sambil menikmati kenikmatan Teh SariWangi untuk membuat anak-anak Anda merasa nyaman untuk terbuka kepada Anda. Wujudkan rumah tangga bahagia dengan membangun komunikasi efektif dengan buah hati Anda bersama kehangatan Teh SariWangi yang senantiasa mendukung keharmonisan keluarga melalui komunikasi yang efektif untuk berani bicara dan saling berbagi cerita dalam keluarga.
Sumber:
1health.id/id/article/category/ibu-dan-anak/keterbukaan-anak-dengan-orang-tua-bisa-lindungi-dari-kejahatan-lingkungan.html
parenting.co.id/usia-sekolah/agar+anak+lebih+terbuka+pada+orangtua
tribunnews.com/lifestyle/2014/10/14/mendidik-anak-agar-terbiasa-jujur-dan-berterus-terang
vemale.com/relationship/keluarga/96191-pentingnya-mengajarkan-keterbukaan-pada-anak-sejak-dini.html
Diakses pada: 4 Jul 2017