Cerita motivasi ini datang dari seorang ayah yang berjuang dalam doa demi menghidupi keluarganya...
Ayahku telah meninggal saat aku masih berusia 15 tahun. Ia meninggal karena penyakit jantung. Saat itu, ia meninggalkanku, ibu, adik perempuanku, dan juga usaha ekspedisi pengiriman barang yang cukup maju.
Aku tak sempat belajar banyak dari ayahku karena aku tak pernah tertarik pada bisnis ekspedisi. Setelah ayahku meninggal, Om Leo, pamanku, yang mengurus bisnis ini. Jadi, ketika diserahkan tanggung jawab untuk mengurus bisnis tepat pada usiaku yang ke 21 tahun, aku sangat panik. Karena tidak mengerti, jadi aku menyerahkan usaha ayahku ini ke pegawai-pegawainya. Setahun semuanya berjalan biasa saja, kami hidup dari harta warisan ayahku. Tepat sehari setelah aku wisuda, aku menerima laporan keuangan perusahaan yang selalu defisit. Ternyata, salah satu pegawai kepercayaan mengkhianatiku dengan membawa kabur uang perusaahan.
Perusahaan yang dibangun oleh ayahku bangkrut. Kami yang biasanya tinggal di rumah mewah, kini harus pindah ke rumah yang lebih kecil. Semua mobil dijual untuk melunasi hutang di bank. Kami terpaksa kemana-mana naik kendaraan umum.
Lantas, bagaimana denganku yang merupakan sarjana teknik informatika? Aku masih menganggur. Sementara ibuku tidak bekerja dan Cathrine, adikku, membutuhkan biaya untuk kuliah.
Saat aku tengah melamun di kamar, ibuku masuk membawakan secangkir teh manis. Sepertinya ia tahu aku sedang dirundung kegalauan. Ia duduk di sampingku dan berkata, “Jangan bermuram hati, Nak. Kembalilah semangat. Hm.. Mungkin kau harus mendengar cerita masa lalu ayahmu.” Aku menatap wajah ibuku. Aku memang tidak tahu masa lalu ayahku. Aku hanya tahu bahwa ia pria sukses dan mapan yang cinta keluarga. “Ceritakanlah, Bu,” kataku.
Dan ibuku mulai bercerita...
Ibu pun mulai bercerita, “Ayahmu terlahir dari keluarga miskin dengan 12 orang saudara. Ia adalah anak laki-laki tertua, sama sepertimu. Jangankan jadi sarjana, ayahmu hanya lulusan SMP di desanya. Bermodalkan nekat, ia pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Mulai dari menjadi mekanik di bengkel kecil, sampai sales rokok pun dijalani oleh ayahmu.”
“Suatu ketika ia memiliki ide untuk menjadi calo ekspedisi pengiriman barang. Ia mencari order muatan di perusahaan-perusaahan besar. Kemudian, ia mencegat truk yang lewat di jalan-jalan protokol, menawarkan kerjasama dengan supir truk tersebut. Semua itu tidak berjalan dengan mulus. Ayahmu pernah dirampok orang di jalan saat hendak memberhentikan truk. Uangnya ludes dan pakaiannya sobek semua.”
“Ayahmu adalah pria yang tak mudah putus asa. Ia tetap berusaha menjalankan usahanya tersebut. Sampai ketika ibu melahirkanmu, ayahmu tak punya uang untuk membayar biaya persalinan di rumah sakit. Ia harus mencari pinjaman uang terlebih dahulu untuk menebus kita.”
Sebelum Ibu selesai bercerita, aku menyanggahnya, “Aku tidak pernah tahu perjuangan ayah begitu besar untuk mencapai sukses, Bu.” Tanpa kusadari mataku berkaca-kaca. Ibu melanjutkan ceritanya, “Dari menjadi calo di pinggir jalan, ayahmu sedikit demi sedikit bisa menabung sampai ia bisa membeli truk sendiri. Ia mulai menjalankan bisnis ekspedisi kecil-kecilan, hingga akhirnya setiap tahun armada truk terus bertambah dan ia berada di puncak kesuksesan.” Aku pun termenung mendengar penjelasan dari ibuku. Tak kusangka ayahku melawati perjalanan hidup yang begitu berat sebelum mampu memberikan kami hidup yang serba berkecukupan.
Jakarta 2015
Ibuku menceritakan kisah masa lalu ayahku itu sekitar 5 tahun yang lalu. Mataku berkaca-kaca ketika mengenang perjuangan ayahku. Sejak ibu menceritakan cerita motivasi dari masa lalu ayah, aku pun bertekad untuk pantang menyerah dalam membangun bisnisku sendiri. Ya, aku membangun bisnis yang kusukai.
Saat ini aku sedang berada di lantai 25 sebuah gedung pencakar langit di Jakarta. Harus kuakui tidak mudah menjadi seorang CEO di perusahaan advertising online. Banyak cobaan yang datang ketika membangun bisnis ini mulai dari nol. Namun, setiap masalah datang, aku selalu teringat cerita masa lalu ayahku. Perjuangan ayahku selalu menjadi cerita motivasi bagiku untuk meraih kesuksesan. Tak kusangka hal yang diceritakan ibuku saat ngeteh bersama 5 tahun lalu sangat membekas hingga menjadi alasan kuat di balik kesuksesanku sekarang.
Kunci kesuksesan adalah perjuangan yang tak kenal kata menyerah. Pernah mendengar ungkapan ’Ora et Labora’ yang artinya ‘Bekerja dan Berdoa’? Itulah pedoman yang selalu dipegang oleh ayahku dan kini aku pun melakukan hal yang sama.
Baca juga artikel menarik berikut.