“Anak saya suka berbohong.” “Anak saya malah suka menangis tanpa sebab.” Perbincangan seperti ini sering kali terdengar ketika para orang tua sedang melakukan konseling dengan psikolog anak mengenai sifat dan kebiasaan buruk anaknya. Setiap anak mungkin memiliki sifat dan kebiasaan buruk masing-masing. Beruntung jika buah hati Anda tidak memiliki sifat atau kebiasaan buruk. Lantas, bagaimana cara mendidik anak yang harus dilakukan oleh para orang tua untuk mengatasi sifat dan kebiasaan buruk anak?
Jika Anda sedang mencari cara mendidik anak untuk menghentikan sifat dan kebiasaan buruk mereka, mungkin Anda perlu menyimak tips-tips seputar cara mendidik anak berikut ini.
Cara Mendidik Anak & Memperbaiki 4 Kebiasaan Buruknya
Cara Mendidik Anak yang Cengeng
Apakah si kecil sering menangis berlarut-larut jika keinginannya tidak dituruti atau hanya karena ia terjatuh? Menangis sebenarnya adalah sebuah tindakan yang dilakukan anak untuk menarik simpati dan perhatian dari orang tuanya. Anak yang kerap menangis ketika keinginannya tidak dituruti umumnya berpikir bahwa dengan menangis orang tua akan segera memberikan apa yang ia inginkan. Di saat seperti ini, Anda tidak boleh lemah hingga langsung menurutinya, atau pun terpancing emosi hingga memarahinya. Bersikaplah tegas namun tetap lembut. Cukup berikan ia pelukan dan usap punggungnya dengan sabar. Setelah ia tenang, Anda mungkin perlu melakukan sedikit terapi sederhana untuk mengendalikan kondisi emosi anak, salah satunya dengan memberikan alternatif kegiatan yang disukainya seperti mengajaknya bermain lempar bola atau menggambar.
Cara Mendidik Anak yang Suka Berbohong
Semua orang mungkin pernah berbohong. Namun, bagaimana jika sejak kecil anak sudah sering berbohong? Cara mendidik anak yang suka berbohong sebenarnya gampang-gampang susah. Pertama, Anda harus menganalisa terlebih dahulu mengapa si kecil berbohong. Selanjutnya, hindari langsung memarahinya karena hal tersebut hanya akan membuat anak semakin takut untuk berkata jujur. Langkah selanjutnya, buat anak merasa aman dan nyaman dengan orang tuanya sendiri. Perbanyaklah quality time bersama si kecil dengan saling bertukar cerita dan mendengarkan keluh kesahnya. Pastikan ia sudah menceritakan semuanya dengan jujur sehingga tidak perlu ada kebohongan lagi. Jangan pernah ragu untuk menunjukkan kepada anak bahwa Anda tahu jika ia berbohong dan Anda tidak menyukai hal tersebut. Buatlah kesepakatan bersama mengenai konsekuensi yang dapat diterimanya jika ia berbohong lagi. Nah, jika sudah diperingatkan sebanyak 2-3 kali dan si kecil tetap berbohong, beri ia konsekuensi atau hukuman yang sudah disepakati sebelumnya. Namun ingat, hindari menggunakan kekerasan karena cara tersebut dapat berdampak buruk terhadap kondisi psikologi anak.
Cara Mendidik Anak Pemberontak dan Keras Kepala
Memang tidak semua anak menjadi pemberontak ketika ia menginjak usia remaja. Namun, sebagian besar anak memang menjadi pemberontak di usia tersebut dan merasa aturan yang diterapkan oleh orang tuanya itu sangat mengekang mereka. Tak hanya itu saja, ada pula anak yang keras kepala dan tertantang untuk memberontak semua aturan orang tua. Untuk mengatasi anak yang seperti ini, Anda tidak perlu menggunakan kekerasan atau makian. Yang Anda perlukan hanya mencurahkan lebih banyak kasih sayang dan perhatian kepadanya. Jadilah orang tua yang bijaksana dan beri anak kebebasan untuk menyalurkan hobi dan minatnya selama itu hal yang positif. Cukup awasi dan beri ia pengarahan yang tepat terhadap minatnya tersebut. Belajar percaya kepada anak adalah salah satu cara mendidik anak pemberontak. Namun, tentu saja Anda tetap harus memberikan konsekuensi yang wajar jika ia melakukan hal yang negatif atau yang di luar batas.
Cara Mendidik Anak yang Penakut
Si kecil selalu merasa takut bila harus tidur sendiri? Atau, ia takut untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru? Peran orang tua sangatlah diperlukan untuk membentuk anak yang pemberani dan percaya diri. Yang perlu Anda lakukan adalah hindari menunjukkan rasa takut Anda di hadapan si kecil. Lalu, berikan motivasi positif pada anak untuk membangun rasa berani dan percaya dirinya. Jika anak melakukan hal yang positif dengan berani dan percaya diri, jangan pernah ragu untuk memberinya pujian atau hadiah yang wajar. Selain itu, ajak si kecil untuk berpikir dengan logika. Beberapa orang tua memiliki kebiasaan konyol dengan sering menakut-nakuti anaknya sendiri jika tak mau menuruti perintah. Selain tidak efektif, kebiasaan menakut-nakuti hanya akan membentuk sifat penakut pada diri anak. Maka dari itu, Anda harus menghentikan kebiasaan tersebut jika ingin anak menjadi lebih pemberani dan percaya diri.
Setiap orang tua tentu mengharapkan anaknya memiliki karakter yang baik. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa setiap anak juga memiliki kekurangan, di antaranya seperti sifat-sifat di atas. Dengan cara mendidik anak yang baik, Anda tetap dapat mengurangi kebiasaan buruk anak sambil memaksimalkan potensi dan bakatnya. Semoga membantu!
Sumber:
todaysparent.com/family/parenting/how-to-teach-kids-to-stop-lying/
parenting.com/article/reality-check-my-sons-a-crybaby
www1.cbn.com/mommy/archive/2011/11/14/parenting-a-rebellious-child
huffingtonpost.com/daniel-b-peters-phd/6-healthy-habits-to-teach-kids-who-worry-too-much_b_4531475.html