Bahkan dengan pesatnya perkembangan teknologi dan media sosial, anak-anak juga berkemungkinan untuk terlibat dalam cyber bullying, yaitu bullying secara online ataupun melalui telepon seluler. Website seperti Facebook, MySpace, Twitter memungkinkan anak-anak mendapat atau mengirimkan pesan menyakitkan kepada teman-temannya tanpa sepengetahuan Anda.
Baik bullying di sekolah maupun cyber bullying dapat menyebabkan anak-anak menjadi mengalami perubahan emosi dan perilaku. Efek tersebut tidak hanya berlaku bagi yang di-bully tapi juga bagi sang pem-bully. Efek bagi anak yang di-bully atau korban antara lain menjadi takut dan malas pergi ke sekolah, sering murung dan cenderung pendiam, bahkan ada yang sampai mengalami luka atau barang-barangnya rusak hingga menimbulkan trauma. Sementara efek bagi pelaku atau yang mem-bully diantaranya anak menjadi kurang peka terhadap orang lain, mudah marah, kasar, dan sebagainya.
Jika Anda menangkap gejala-gejala tersebut pada anak, Anda dan keluarga harus segera sigap. Jangan sampai bullying mempengaruhi perkembangan anak Anda secara berkelanjutan. Berikut ini tips mengoptimalkan peran keluarga untuk menjauhkan anak-anak dari bullying:
● Berikan pemahaman tentang bullying
Ada kemungkinan anak-anak Anda tidak memahami bahwa apa yang dilakukan atau yang dialaminya adalah tindakan bullying. Karena itu, beri tahu hal-hal apa saja yang dapat menyakiti orang lain dan bagaimana seharusnya berteman dengan baik. Ingatkan anak Anda bahwa bullying bisa mendatangkan konsekuensi hukum.
● Awasi penggunaan teknologi
Jika dirasa tidak terlalu perlu, hindari memberikan handphone, laptop, atau PC tablet secara pribadi untuk anak-anak. Sampai umurnya cukup dewasa, biarkan anak-anak memakai telepon dan komputer rumah yang mudah Anda awasi.
● Buat rumah Anda bebas bully
Anak-anak belajar banyak dari perilaku orang tuanya. Sikap agresif dan lingkungan yang terlalu ketat di rumah dapat membuat anak-anak rentan untuk melakukan bullying ataupun menjadi korban. Karenanya, pastikan Anda sebagai orang tua menjadi contoh yang baik bagaimana berhubungan dengan orang lain.
● Bantu anak menghadapi masalah kepercayaan diri
Anak-anak dengan percaya diri yang rendah sering menggertak untuk merasa lebih baik. Ada pula yang merasa minder hingga akhirnya dikucilkan. Orang tua perlu meningkatkan rasa percaya diri anak secara positif dengan sering mengajaknya bicara dan terlibat aktif dalam kegiatan keluarga. Sediakan setidaknya 15 menit sehari bersama keluarga untuk berkumpul dan bercerita dengan anak-anak demi membangun rasa percaya dirinya.
● Berkoordinasi dengan sekolah
Seringkali anak-anak takut melaporkan tindakan bullying di sekolah kepada gurunya karena khawatir akan semakin di-bully. Jika Anda yang terlebih dahulu mengetahuinya, jangan ragu mengatakannya kepada pihak sekolah. Namun, pastikan Anda tetap tenang agar didapat solusi terbaik dengan sekolah dan orang tua anak lainnya.
Kuncinya, selalu berikan perhatian, dukungan, dan bantuan kepada anak-anak secara bijaksana dalam hal apapun. Peran keluarga tersebut akan menjauhkan anak-anak dari berfikir untuk mem-bully atau berlari takut karena di-bully.
Sumber:
https://www.apa.org/helpcenter/bullying.aspx#
http://www.violencepreventionworks.org/public/bullying_effects.page
Diakses pada 24 September 2013