Pro dan Kontra Memiliki Pasangan Beda Usia yang Jauh
Pasangan beda usia jauh memang memiliki tantangannya sendiri. Beberapa selebriti menjalani hubungan beda usia jauh diantaranya, Leonardo DiCaprio dan Camila Morrone yang terpaut usia hingga 23 tahun. Yang fantastis, pemeran Desperate Housewives, Felicity Huffmann dan suaminya aktor William H. Macy dengan beda usia 12 tahun. Meski sempat putus sambung selama 15 tahun, mereka akhirnya menikah pada 1997 dan mesra hingga kini.
Di dalam negeri yang paling hangat adalah hubungan komedian Sule dengan istrinya, Nathalie Holscher yang terpaut usia 16 tahun. Kalau kamu dengan pasangan beda usia berapa banyak? Meski cinta memang tak memandang rentang usia, tapi perbedaan usia ini sering menimbulkan pro dan kontra. Bagaimana menyiasatinya?
Pro dan Kontra yang Muncul Pada Pasangan Beda Usia
Mungkin akan muncul pro dan kontra di tengah masyarakat berkaitan dengan beda usia tersebut. Kamu pasti pernah membaca tanggapan netizen di kolom komentar media sosial selebriti, “Wah dia menang banyak tuh dapat daun muda!” Atau bisa jadi kamu mengalaminya. Ada yang berpendapat, “Asyik dong dengan yang lebih tua, jadi ada yang ngemong.” Ada pula yang mengatakan, “nggak pantas itu, masa menikah dengan orang yang cocok jadi pamannya.”
Harap maklum, kita tinggal dalam masyarakat majemuk dengan beragam pola pikir dan pandangan hidup yang dipengaruhi perbedaan kebiasaan, adat istiadat, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Kamu tidak bisa mengatur isi kepala orang lain dan membuatnya sepemikiran denganmu. Mau selurus apapun jalanmu, ada saja pro kontranya.
Bagaimana menyikapinya? Mari kembali lagi pada dirimu sendiri dan dia. Atas dasar apa kamu menjalin hubungan? Bila kamu menerimanya karena dia sosok yang bertanggung jawab, berpikiran terbuka, tahu caranya menghargai dan mencintaimu, serta memiliki nilai-nilai hidup yang sama denganmu, bukankah hal ini cukup?
Sekali lagi, kamu tidak dapat mengatur pikiran orang lain, tapi kamu bisa mengatur hatimu untuk tetap damai. Selama pasangan beda usia jauh yang kamu pilih itu bukan berstatus suami orang lain, jalanilah hubunganmu dengan baik dan penuh optimisme.
Hal Yang Dirasakan Pasangan Beda Usia
1. Ditentang keluarga
Orang tua memiliki ekspektasi sendiri untuk setiap anak, tak terkecuali urusan jodoh. Memperkenalkan pasangan beda usia sering kali bukan hal yang mudah, terutama bila orang tuamu tipe konservatif. Usia, latar belakang keluarga, status sosial bisa jadi bahan pertimbangan orang tua untuk menyetujui hubunganmu atau tidak.
Terlebih lagi, bila pasangan beda usia jauh ini sudah pernah menikah atau memiliki anak dari pernikahan sebelumnya. “Birokrasinya” bisa lebih rumit lagi. Jadi, sebelum kamu membawa hubunganmu ke orang tua, pikirkan dulu baik-baik keseriusanmu dengan pasangan. Apakah kamu benar-benar bisa menerima kekurangan, kelebihan dan masa lalunya untuk sepanjang hidupmu? Apakah hubungan ini layak untuk dipertahankan dan diperjuangkan?
Bila kamu dan dia sudah mantap, kalian bisa membawa hubungan ini kepada orang tua masing-masing. Tidak perlu menyinggung masalah usia. Biar saja orang tuamu menilai sendiri ketulusan hati pasangan kepadamu.
2. Ngemong atau dimomong?
Bila kamu menjalin hubungan dengan pasangan berusia lebih tua, sebagian besar dari mereka merasa lebih berpengalaman dari kamu. Maka bukan tak mungkin dia merasa lebih tahu segala hal dan harus sangat melindungimu. Sifat ini ada plus minusnya. Di satu sisi, pasangan menjadi orang yang bisa selalu diandalkan dan jadi tempat untuk bertanya berbagai hal bak kamus berjalan. Namun di sisi lain, bisa juga sifat protektifnya membuat kamu gerah.
Sebaliknya, bila pasanganmu lebih muda, meski tidak selalu terjadi demikian tapi biasanya ada pada satu titik kamu merasa sedang “momong anak.” Terlebih bila sedang berdebat, sulit untuk memahami pikiran pasangan yang terkadang terasa kekanak-kanakan untukmu.
Bila ini yang terjadi, gapapa kok diskusikan bersama pasangan. Beri tahu apa yang kamu harapkan, apa yang kamu suka darinya dan apa yang terasa kurang sreg untuk kamu. Dengan begitu, pasangan bisa lebih memahamimu.
3. Rencana memiliki anak
Karena terpaut usia jauh, biasanya pasangan beda usia memiliki sudut pandang berbeda dalam rencana memiliki anak. Hal ini perlu dibahas agar tak jadi perdebatan dalam rumah tangga. Bila usia pasanganmu lebih tua, kamu harus siap bila pasangan ingin segera memiliki anak.
Namun bila kamu ada dalam posisi usia yang lebih tua dan berencana ingin segera memiliki anak setelah menikah, kamu harus memberi pengertian kepada pasanganmu tentang keuntungan tidak menunda program anak. Kamu juga bisa melibatkan dokter kandungan untuk memberi nasihat secara medis.
4. Krisis percaya diri
Tak jarang tantangan yang dihadapi pasangan beda usia justru datangnya dari dalam diri sendiri. Kamu mungkin merasa teman-temannya lebih cantik dan muda. Lalu kamu melakukan perawatan kecantikan habis-habisan agar tetap awet muda dan selalu uring-uringan ketika pasangan menghabiskan banyak waktu dengan teman-temannya.
Bagaimana solusinya? Melakukan perawatan kecantikan itu tidak salah, asal tetap terkontrol. Tetaplah berpikir positif terhadap diri sendiri. Buang jauh-jauh perasaan insecure dengan memberi afirmasi positif pada diri sendiri setiap hari.
Selanjutnya, berkomunikasilah secara terbuka dengan pasangan. Biasakan untuk selalu membicarakan hal yang membuat tidak nyaman. Agar tidak terjadi salah paham, saat kamu akan berdiskusi serius dengan pasangan, pilihlah waktu santai sehingga pasangan memiliki banyak waktu untuk mendengarkan kamu. Dan untuk membuat suasana hatinya baik, sajikan makanan atau minuman yang membangkitkan mood-nya. Kamu bisa coba mengandalkan kreasi minuman dingin teh SariWangi yang menyegarkan.
Jadi, apapun pro dan kontra yang ada dalam hubungan beda usia jauh, bicarakan dari hati ke hati dengan pasangan dan temukan solusi win-win agar hubunganmu dan dia semakin kuat di tengah perbedaan usia yang jauh.