Kembalikan Senyum Anak Anda Ketika Dia Sedang Bad Mood

tehsariwangi

Rekomendasi Artikel

  • tehsariwangi
    Yuk, Bicara Soal Pubertas Pada Anak Tanpa Rasa Canggung

    Pengetahuan seksual sejak dini sangat penting untuk mencegah anak kita mengalami pelecehan seksual. Sayangnya, proses komunikasi antara orang tua dan anak seringkali terhambat bilamana masuk ke dalam topik yang membahas seputar seks. Apakah Anda termasuk salah satu orang tua yang merasa canggung atau kesulitan saat membahas pubertas bersama anak Anda? Secangkir teh hitam SariWangi mungkin dapat menambah kehangatan dalam membahas soal pubertas dengan anak. Yuk, ikuti panduan berikut ini agar proses komunikasi antara anak dan Anda jadi lebih lancar!
     
    1. Pilih Waktu Yang Tepat
    Kapan orang tua harus memberikan pendidikan seks dan pengetahuan soal pubertas kepada buah hatinya? Pada umumnya, anak perempuan memasuki masa puber di usia 12 – 14 tahun. Pada usia ini anak perempuan kebanyakan mendapatkan periode menstruasi yang pertama. Anak-anak pria memasuki masa puber lebih cepat, yaitu di usia 10 – 11 tahun. Mulailah untuk memberi pengetahuan soal seks dan puber sebelum mereka memasuki pubertas agar mereka pun tidak kaget mengetahui perubahan dalam dirinya.
     
    2. Bicarakan Mengenai Perubahan Bentuk Tubuh
    Sebelum anak-anak mengalami perubahan bentuk tubuh, sebaiknya Anda memberitahukan bahwa ketika memasuki masa pubertas anak-anak akan mengalami perubahan bentuk tubuh. Misalnya, anak perempuan mulai memiliki bulu-bulu halus di beberapa tempat di tubuhnya, dada mulai tumbuh, dan mengalami menstruasi setiap bulan. Anak lelaki akan memasuki masa pubertas kala ia mengalami mimpi basah, perubahan suara, dan leher ditumbuhi jakun. Tidak perlu canggung membicarakan hal ini karena perubahan bentuk tubuh di masa pubertas sudah umum terjadi.
     
    3. Kenalkan Sistem Reproduksi dan Seks
    Pembicaraan sistem reproduksi dan seks ini adalah hal yang sering membuat orang tua menjadi canggung. Padahal, inilah bagian terpenting yang harus diketahui si kecil. Untuk menjelaskan tentang sistem reproduksi, Anda bisa menggunakan bantuan gambar-gambar agar mudah dimengerti oleh anak. Setelah anak memahami tentang reproduksi, ajak anak untuk membahas tentang seks. Pendidikan seks ini juga penting untuk menghindari anak dari risiko pelecehan seksual yang sedang marak terjadi.
     
    4. Jawab Dengan Jujur Setiap Pertanyaan Anak
    Anak-anak selalu diliputi oleh rasa ingin tahu. Anda tentu harus siap ketika anak bertanya pertanyaan-pertanyaan yang bisa membuat Anda bingung menjelaskannya, misalnya pertanyaan tentang bagaimana dia bisa terbuat dan lahir. Pertanyaan ini pasti atau mungkin sudah ditanyakan oleh putra-putri Anda. Jika Anda ingin membicarakan soal pubertas dan pendidikan seksual kepada anak, maka jawablah dengan jujur setiap pertanyaannya.
     
    Pembicaraan mengenai pubertas dan pendidikan seks kepada anak akan terasa santai bila Anda menikmatinya dengan secangkir teh celup dari SariWangi. Teh hitam akan membuat perasaan Anda lebih tenang dalam menjawab semua pertanyaan dari si kecil. Tidak perlu canggung atau enggan membicarakan pubertas. Pasalnya, akan lebih baik jika anak tahu soal pubertas dari orang tuanya daripada ia harus mengetahui hal ini dari orang lain?
     
     
    Sumber:
    kidshealth.org/en/parents/talk-about-puberty.html
    kidshealth.org/en/parents/talk-girls.html
    parenting.com/child/health/9-things-to-teach-your-son-about-his-body
    parenting.co.id/usia-sekolah/kapan+bicara+soal+seks+pada+anak%3F
    lifestyle.okezone.com/read/2017/03/01/196/1631469/canggung-bicara-soal-pubertas-dengan-anak-ini-panduannya
    Diakses pada: 28 Agustus 2017

  • tehsariwangi
    Menjadi Pendengar yang Baik Dalam Membahas Setiap Masalah Dalam Keluarga

    Terkadang menjadi pendengar yang baik lebih sulit dibanding menjadi pembicara. Kita bisa menyampaikan keluh kesah kepada orang lain, tetapi saat kita harus mendengarkan orang lain berbicara rasanya sangat sulit. Perasaan cuek atau malas mendengarkan orang lain bisa membuat kita menjadi pendengar yang kurang baik. Padahal, menjadi pendengar yang baik saat penting untuk melancarkan proses komunikasi dalam membahas masalah keluarga.
     
    Sadarkah Anda bahwa setiap anggota keluarga harus menjadi pendengar yang baik untuk mendengarkan contoh pendapat atau permasalahan dari anggota keluarga lainnya? Seperti yang kita ketahui, manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Bahkan, seseorang yang sangat introvert pun terkadang membutuhkan seseorang untuk berbicara heart-to-heart. Nah, kalau bukan keluarga yang jadi pendengar yang baik, siapa lagi?
     
    Siapa saja yang harus menjadi pendengar yang baik dalam keluarga? Tentu saja semua anggota keluarga. Baik orang tua maupun anak harus jadi pendengar yang baik satu sama lain. Orang tua wajib menjadi good listener untuk buah hatinya agar dapat membantu anak memecahkan masalah atau memberi pengarahan untuk sesuatu yang ia tanyakan. Di samping itu, orang tua juga harus menjadi pendengar yang baik saat mendengarkan contoh pendapat dari anak dalam memutuskan sesuatu.
     
    Menjadi pendengar yang baik dalam keluarga seringkali bukan menjadi sesuatu yang mudah, dan seringkali kita masih harus terus belajar untuk melakukannya, khususnya untuk keluarga. Alangkah baiknya jika kita terus melatih diri untuk menjadi pendengar yang baik dalam keluarga, dan berikut tips yang bisa Anda lakukan.
     
    Eye Contact dan Body Language
    Kontak mata saat mendengarkan pendapat orang lain bisa menjadi arti bahwa Anda menyimak apa yang mereka bicarakan. Sementara itu, bahasa tubuh seperti menyentuh tangan dan mengangguk dapat menjadi simbol bahwa Anda merespon lawan bicara Anda. Kombinasi antara kontak mata dan bahasa tubuh bisa membuktikan bahwa Anda benar-benar mendengarkan lawan bicara Anda.
     
    Jangan Memotong Pembicaraan
    Seorang pendengar yang baik tidak akan memotong pembicaraan lawannya sampai mereka benar-benar selesai berbicara. Meskipun Anda tidak setuju dengan contoh pendapat yang diutarakan lawan bicara, tunggulah sampai ia selesai berbicara. Hargai orang lain ketika berbicara sama seperti Anda ingin diperlakukan demikian.
     
    Respon Dengan Pertanyaan atau Kata-kata Lain
    Ketika lawan bicara selesai mengutarakan masalah atau pendapat, Anda bisa bertanya secara hati-hati tanpa menyinggung mereka. Jika Anda setuju, ungkapkan dengan kata-kata bahwa Anda sependapat, tapi jika tidak Anda bisa memberikan ide lain. Ketika Anda merespon dengan pertanyaan atau tanggapan lain, itu artinya Anda sudah memahami pembicaraan dari lawan bicara Anda.
     
    Jangan Menghakimi
    Good listener tidak akan menghakimi lawan bicaranya. Jika tidak setuju dengan pendapat mereka, Anda tidak perlu menghakimi. Ketika Anda menghakimi orang lain, maka proses komunikasi jadi semakin terhambat, masalah tidak terselesaikan dan dapat memicu perselisihan.
     
    Setiap anggota keluarga bisa menjadi pendengar yang baik atas beragam hal yang ada di dalam keluarga. Dengan sikap saling mendengarkan, maka setiap persoalan dalam dapat diatasi dengan baik. Keharmonisan dalam keluarga pun akan semakin kuat karena masing-masing anggota keluarga akan senantiasa merasa nyaman dalam menyampaikan setiap persoalannya. Tanamkan hal ini dalam keluarga pada setiap momen berkumpul bersama sambil menyajikan Teh SariWangi yang terus menginspirasi keluarga Indonesia untuk menjaga kebersamaan dan kehangatan keluarga. Dengan teh yang berkualitas dan memiliki rasa dan aroma yang spesial, kehangatan Teh SariWangi akan mendukung keharmonisan keluarga melalui komunikasi yang efektif untuk berani bicara dan saling berbagi cerita dalam keluarga.
     
     
    Sumber:
    keluarga.com/167/6-langkah-untuk-menjadi-seorang-pendengar-yang-baik
    lentera.my.id/post/menjadi-pendengar-yang-baik/
    handinhandparenting.org/2016/03/10-tips-good-listener/
    cantik.tempo.co/read/news/2017/05/22/336877511/sudahkah-menjadi-pendengar-yang-baik-untuk-anak-begini-caranya
    Diakses pada: 3 Jul 2017