Yuk, Bicara Soal Pubertas Pada Anak Tanpa Rasa Canggung

tehsariwangi

Rekomendasi Artikel

  • tehsariwangi
    Menjadi Pendengar yang Baik Dalam Membahas Setiap Masalah Dalam Keluarga

    Terkadang menjadi pendengar yang baik lebih sulit dibanding menjadi pembicara. Kita bisa menyampaikan keluh kesah kepada orang lain, tetapi saat kita harus mendengarkan orang lain berbicara rasanya sangat sulit. Perasaan cuek atau malas mendengarkan orang lain bisa membuat kita menjadi pendengar yang kurang baik. Padahal, menjadi pendengar yang baik saat penting untuk melancarkan proses komunikasi dalam membahas masalah keluarga.
     
    Sadarkah Anda bahwa setiap anggota keluarga harus menjadi pendengar yang baik untuk mendengarkan contoh pendapat atau permasalahan dari anggota keluarga lainnya? Seperti yang kita ketahui, manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Bahkan, seseorang yang sangat introvert pun terkadang membutuhkan seseorang untuk berbicara heart-to-heart. Nah, kalau bukan keluarga yang jadi pendengar yang baik, siapa lagi?
     
    Siapa saja yang harus menjadi pendengar yang baik dalam keluarga? Tentu saja semua anggota keluarga. Baik orang tua maupun anak harus jadi pendengar yang baik satu sama lain. Orang tua wajib menjadi good listener untuk buah hatinya agar dapat membantu anak memecahkan masalah atau memberi pengarahan untuk sesuatu yang ia tanyakan. Di samping itu, orang tua juga harus menjadi pendengar yang baik saat mendengarkan contoh pendapat dari anak dalam memutuskan sesuatu.
     
    Menjadi pendengar yang baik dalam keluarga seringkali bukan menjadi sesuatu yang mudah, dan seringkali kita masih harus terus belajar untuk melakukannya, khususnya untuk keluarga. Alangkah baiknya jika kita terus melatih diri untuk menjadi pendengar yang baik dalam keluarga, dan berikut tips yang bisa Anda lakukan.
     
    Eye Contact dan Body Language
    Kontak mata saat mendengarkan pendapat orang lain bisa menjadi arti bahwa Anda menyimak apa yang mereka bicarakan. Sementara itu, bahasa tubuh seperti menyentuh tangan dan mengangguk dapat menjadi simbol bahwa Anda merespon lawan bicara Anda. Kombinasi antara kontak mata dan bahasa tubuh bisa membuktikan bahwa Anda benar-benar mendengarkan lawan bicara Anda.
     
    Jangan Memotong Pembicaraan
    Seorang pendengar yang baik tidak akan memotong pembicaraan lawannya sampai mereka benar-benar selesai berbicara. Meskipun Anda tidak setuju dengan contoh pendapat yang diutarakan lawan bicara, tunggulah sampai ia selesai berbicara. Hargai orang lain ketika berbicara sama seperti Anda ingin diperlakukan demikian.
     
    Respon Dengan Pertanyaan atau Kata-kata Lain
    Ketika lawan bicara selesai mengutarakan masalah atau pendapat, Anda bisa bertanya secara hati-hati tanpa menyinggung mereka. Jika Anda setuju, ungkapkan dengan kata-kata bahwa Anda sependapat, tapi jika tidak Anda bisa memberikan ide lain. Ketika Anda merespon dengan pertanyaan atau tanggapan lain, itu artinya Anda sudah memahami pembicaraan dari lawan bicara Anda.
     
    Jangan Menghakimi
    Good listener tidak akan menghakimi lawan bicaranya. Jika tidak setuju dengan pendapat mereka, Anda tidak perlu menghakimi. Ketika Anda menghakimi orang lain, maka proses komunikasi jadi semakin terhambat, masalah tidak terselesaikan dan dapat memicu perselisihan.
     
    Setiap anggota keluarga bisa menjadi pendengar yang baik atas beragam hal yang ada di dalam keluarga. Dengan sikap saling mendengarkan, maka setiap persoalan dalam dapat diatasi dengan baik. Keharmonisan dalam keluarga pun akan semakin kuat karena masing-masing anggota keluarga akan senantiasa merasa nyaman dalam menyampaikan setiap persoalannya. Tanamkan hal ini dalam keluarga pada setiap momen berkumpul bersama sambil menyajikan Teh SariWangi yang terus menginspirasi keluarga Indonesia untuk menjaga kebersamaan dan kehangatan keluarga. Dengan teh yang berkualitas dan memiliki rasa dan aroma yang spesial, kehangatan Teh SariWangi akan mendukung keharmonisan keluarga melalui komunikasi yang efektif untuk berani bicara dan saling berbagi cerita dalam keluarga.
     
     
    Sumber:
    keluarga.com/167/6-langkah-untuk-menjadi-seorang-pendengar-yang-baik
    lentera.my.id/post/menjadi-pendengar-yang-baik/
    handinhandparenting.org/2016/03/10-tips-good-listener/
    cantik.tempo.co/read/news/2017/05/22/336877511/sudahkah-menjadi-pendengar-yang-baik-untuk-anak-begini-caranya
    Diakses pada: 3 Jul 2017

  • tehsariwangi
    Efektif Membangun Komunikasi Positif Dengan Anak

    Sebagai orang tua, pernahkah Anda merasa kesulitan dalam membangun komunikasi dengan buah hati Anda? Kesulitan berkomunikasi dengan anak bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah kesibukan orang tua dan anak itu sendiri. Padahal, komunikasi yang baik dapat memperkuat peran keluarga dalam membentuk karakter dan mengarahkan masa depan anak.
     
    Arti keluarga bagi anak-anak bukan sekedar sekumpulan orang-orang terdekat yang tinggal dalam satu rumah saja. Akan tetapi, anak-anak harus memahami arti keluarga sebagai tempat untuk berkomunikasi mengenai hal apa pun. Sayangnya, banyak orang tua yang kesulitan untuk membuat buah hatinya mampu berbagi hal apa pun kepadanya. Akibatnya, anak-anak jadi kurang nyaman untuk menyampaikan pendapat, masalah, atau hal apa pun kepada orang tuanya.
     
    Mengingat peran keluarga bagi anak sangat penting, maka para orang tua harus mulai membangun komunikasi positif dengan anak. Melalui beberapa tips berikut ini, para orang tua dapat lebih mudah berkomunikasi dengan anak sehingga mereka pun jadi lebih terbuka kepada orang tuanya.
     
    Hindari Perkataan yang Bersifat Melarang
    Tanpa Anda sadari, mungkin Anda sering mengucapkan kata “Jangan!” terhadap anak. Padahal, perintah larangan ini bisa membuat anak menjadi salah paham dan cenderung menilai orang tuanya sebagai pengekang atau kolot. Jika sudah seperti ini, anak-anak jadi malas untuk bercerita apa pun kepada orang tuanya karena takut dilarang. Dibandingkan menggunakan larangan, cobalah mengganti dengan ungkapan yang lebih baik. Misalnya, ganti kalimat, “Jangan pulang larut malam!” dengan kalimat, “Sebaiknya kamu pulang lebih sore agar lebih aman di jalan.”
     
    Dengarkan Anak Bicara
    Kebanyakan orang tua enggan menyempatkan waktu untuk mendengarkan anak berbicara. Ada juga beberapa orang tua yang mendengarkan anak curhat sambil bekerja. Fokuslah sejenak pada saat anak berbicara, buat anak mengerti bahwa arti keluarga adalah tempat ia mencurahkan segala perasaannya. Apabila Anda lebih banyak meluangkan waktu untuk mendengarkan mereka, maka akan terbangun komunikasi yang positif dengan anak.
     
    Hindari Mencela dan Menghakimi
    Ketika anak menceritakan sesuatu hal dan Anda mendapati bahwa ia bersalah, maka Anda tidak perlu mencela atau menghakimi mereka. Percayalah, tindakan tersebut hanya akan membuat anak malas untuk bercerita kepada Anda di kemudian hari. Jika ingin memberitahukan bahwa anak Anda salah, gunakan kalimat yang lebih baik, seperti “Seharusnya kamu..” atau “Yang sudah terjadi biarlah terjadi, tapi di kemudian hari sebaiknya kamu..”
     
    Tidak Membandingkan Anak Dengan Temannya
    Pernahkah Anda membandingkan buah hati Anda dengan anak orang lain dalam hal prestasi, penampilan, sikap, dan yang lainnya? Tindakan seperti itu dapat mengurangi rasa percaya diri anak dan membuat ia enggan berbicara banyak kepada orang tuanya karena takut dibandingkan-bandingkan dengan anak lain. Dari pada membandingkan buah hati dengan anak lain, buat Anda sebagai contoh, “Dulu waktu Ibu masih seusiamu, Ibu senang sekali ketika jadi juara kelas.”
     
    Lebih Banyak Quality Time
    Quality time antara anak dan orang tua itu penting, lho! Dari seringnya melakukan quality time bersama, Anda dapat membangun komunikasi yang lebih baik dengan anak Anda. Jangan lewatkan berbagai momen bersama anak di rumah di luar kesibukan Anda. Ajak Anda bercerita sambil bertukar pikiran atas berbagai hal sambil menikmati kehangatan sajian Teh SariWangi. Buat anak Anda merasa nyaman dalam menyampaikan berbagai hal pada Anda. Lama kelamaan, anak yang terbiasa tertutup akan menjadi lebih terbuka dan berani bicara pada Anda.
     
    Peran keluarga bagi anak seharusnya merupakan tempat ia berbagi masalah, pendapat, atau pengalaman hidupnya. Untuk mendukung peran keluarga tersebut, baik orang tua dan anak harus memiliki komunikasi yang positif. Selain itu, komunikasi yang baik akan membantu orang tua memantau anak agar mereka tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah.
     
    Sumber:
    parenting.co.id/dunia-mama/ciptakan+gaya+komunikasi+positif+dengan+anak
    pendidikan.klikpositif.com/baca/9659/membangun-komunikasi-positif-pada-anak
    klikpsikolog.com/membangun-komunikasi-positif-orang-tua-anak/
    Diakses pada: 4 Jul 2017